Hadist yang menceritakan seorang pelacur masuk surga

Hadist tentang pelacur dan laki-laki masuk surga sabab menolong Anjing

Hadist tentang pelacur dan laki-laki masuk surga sabab menolong Anjing

Islam adalah agama pemurah. Kepada semua makhluk Allah mengajarkan untuk saling menyayangi satu sama lain. Bukanlah Islam, jika tidak memiliki sikap yang baik, dermawan, penyantun dan pemberi kemurahan.

adanya hadis yang menceritakan tentang masuknya seseorang ke surga sebab ia memberi minum binatang yaitu anjing. Rasulullah bersabda dalam sebuah hadisnya:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ غُفِرَ لِامْرَأَةٍ مُومِسَةٍ مَرَّتْ بِكَلْبٍ عَلَى رَأْسِ رَكِيٍّ قَالَ كَادَ يَقْتُلُهُ الْعَطَشُ فَنَزَعَتْ خُفَّهَا فَأَوْثَقَتْهُ بِخِمَارِهَا فَنَزَعَتْ لَهُ مِنْ الْمَاءِ فَغُفِرَ لَهَا بِذَلِك

Artinya: "Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu dari Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam , beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Seorang wanita pezina telah mendapatkan ampunan. Dia melewati seekor anjing yang menjulurkan lidahnya dipinggir sumur. Anjing ini hampir saja mati kehausan, (melihat ini) si wanita pelacur itu melepas sepatunya lalu mengikatnya dengan penutup kepalanya lalu dia mengambilkan air untuk anjing tersebut. Dengan sebab perbuatannya itu dia mendapatkan ampunan dari Allâh Azza wa Jalla."

Hadis lain yang menceritakan adanya seseorang yang akan masuk surga karena ia memberi minum anjing adalah hadis yang berbunyi:

بَيْنَمَا رَجُلٌ يَمْشِي بِطَرِيقٍ اشْتَدَّ عَلَيْهِ الْعَطَشُ فَوَجَدَ بِئْرًا فَنَزَلَ فِيهَا فَشَرِبَ ثُمَّ خَرَجَ فَإِذَا كَلْبٌ يَلْهَثُ يَأْكُلُ الثَّرَى مِنْ الْعَطَشِ فَقَالَ الرَّجُلُ لَقَدْ بَلَغَ هَذَا الْكَلْبَ مِنْ الْعَطَشِ مِثْلُ الَّذِي كَانَ بَلَغَ بِي فَنَزَلَ الْبِئْرَ فَمَلَأَ خُفَّهُ ثُمَّ أَمْسَكَهُ بِفِيهِ فَسَقَى الْكَلْبَ فَشَكَرَ اللَّهُ لَهُ فَغَفَرَ لَهُ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَإِنَّ لَنَا فِي الْبَهَائِمِ أَجْرًا فَقَالَ نَعَمْ فِي كُلِّ ذَاتِ كَبِدٍ رَطْبَةٍ أَجْرٌ

Artinya: "

Ketika seorang lelaki yang berjalan dalam sebuah perjalanan dia merasa sangat kehausan lalu dia mendapati sebuah sumur. Dia turun ke sumur itu lalu minum dan setelah itu keluar. Saat itu, tiba-tiba dia melihat seekor anjing yang menjulurkan lidahnya menjilat debu karena sangat haus. Si lelaki itu berkata, “Anjing ini sangat kehausan yang telah aku rasakan.” Lalu dia turun lagi ke sumur, dia mengurus salah satu sepatunya dengan udara lalu dia menggigitnya dengan mulutnya (sehingga bisa naik) dan memberikan minum kepada anjing tersebut. Kemudian Allâh Azza wa Jalla kasih sayang (maksudnya Allâh menerima amal perbuatan orang ini) dan Allâh Azza wa Jalla mengampuni dosanya. Para shahabat Radhiyallahu anhumbertanya, “Wahai Rasûlullâh Shallallahu 'alaihi wa sallam, apakah kita akan mendapatkan pahala dalam (Pemeliharaan) binatang ternak?” Rasûlullâh Shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab, “Ya, pada (Pemeliharaan) setiap yang bernyawa ada pahala.

Hadits-hadits ini shahih. Namun hadits-hadits ini maupun yang semisalnya tidak bisa dijadikan sebagai dalil untuk membolehkan, apalagi mengajurkan (na'udzu billah min dzalik) untuk dijadikan anjing sebagai hewan peliharaan.

Dan sabda Rasûlullâh Shallallall 'alaihi wa sallam فِي كُلِّ ذَاتِ كَبِدٍ   (pada (pemeliharaan terhadap) setiap yang bernyawa), (keumuman kalimat ini) sudah takhshis (dikhususkan maknanya) pada binatang-binatang yang tidakdi perintahkan untuk melayani dan binatang-binatang yang disyari'atkan untuk meningkatkan seperti babi misalnya, maka itu tidak boleh dibantu agar tidak bertambah. Perkataan senada dikatakan oleh Imam Nawawi rahimahullah “Sesungguhnya keumuman (makna) sabda Rasûlullâh itu telah di takhshis (dikhususkan maknanya) pada binatang-binatang yang bertugas (dalam syariat) yaitu binatang-binatang yang tidak diperintahkan untuk melayani. Binatang-binatang ini akan mendatangkan pahala dengan pemilik, termasuk juga pemiliknya.

Itulah hadis nabi yang menceritakan akan masuknya orang yang memberi minum anjing ke dalam surga. Kedua hadis ini memberi hikmah bahwa Islam menuntut umatnya untuk berbuat baik kepada siapapun, tanpa mempertimbangkan latar belakangnya apa siapa.

Wallahua'lam


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Abah Al Habib Sagaf BSA mencium Tangan Gus Dur

Sejarah berdirinya Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah

Kisah waliyullah yang di anggap fasik